Minggu, 07 Oktober 2012

gangnam style

Gangnam Style, Musik Laris Tapi
Belakangan ini, trend Gangnam Style yang baru dimulai pada bulan Juli 2012, merebak secara gila-gilaan. Nyaris tak ada satupun orang yang tidak mengenal tarian yang sering disebut juga dengan 'Joget Kuda' ini. Adalah seorang rapper asal Korea yang bernama Psy yang merupakan otak terciptanya lagu khas tersebut. Bayangkan, sejauh ini, MV (Music Video) yang mereka upload ke Youtube, telah ditonton nyaris 360 juta kali. Sebuah fakta yang tentu sangat luar biasa untuk sebuah lagu yang baru berumur sekitar tiga bulan itu.
Dengan isi lagu yang sebenarnya sindiran pada salah satu distrik terkenal di Korea, Gangnam, siapa yang menyangka lagu ini malah menjadi sebuah fenomena? Bagi yang tidak tahu apa maksud lagu ini, sebenarnya Psy ingin menyindir kebanyakan orang Korea yang tinggal di distrik Gangnam sebagai orang yang tidak sungkan untuk menghabiskan uang banyak hanya supaya bisa terlihat keren dan kaya, padahal mungkin di balik penampilan mewah tersebut, dirinya tidak lebih hanya sekedar orang yang biasa-biasa saja. Sebuah sindiran yang lumayan keras, hanya sayangnya kurang tersampaikan.
Tapi yang menarik perhatian justru adalah bagaimana sejumlah besar selebritis ternama di dunia, baik dalam dunia politik maupun sesama dunia hiburan, juga ikutan kesengsem dengan Gangnam Style. Ada Britney Spears yang sebelumnya diajari Gangnam Style langsung oleh Psy dalam acara The Ellen DeGeneres Show, Nelly Furtado yang sempat menarikan Gangnam Style di konsernya, Tom Cruise yang tidak kalah antusiasnya dengan tarian tersebut dan sempat menyinggungnya dalam pesan twitter pribadi (mungkin juga ia sering menari-nari Gangnam Style bareng anaknya, Suri Cruise?), Maroon 5 yang sempat memasukkan intro Gangnam Style (padahal Psy merupakan pesaing berat Maroon 5 di tangga musik internasional) ketika sedang konser dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi yang paling mengejutkan mungkin fakta bagaimana seorang executive chairman dari Google, Eric Schmidt, dikabarkan menarikan joget kuda ketika ia sedang berkunjung ke kantor cabang Google di Seoul beberapa waktu yang lalu (langsung dipandu oleh Psy sendiri).
Nah, kembali lagi ke pertanyaan di atas, sebenarnya apa yang menyebabkan Joget Kuda ini tiba-tiba menjadi sebuah fenomena yang luar biasa? Kalau kita pelajari lebih dalam lagi, ada beberapa elemen yang mendukungnya. Salah satu elemen utama yang menyebabkan Gangnam Style menyebar bak virus adalah gerakannya yang khas (seakan sedang menunggangi kuda). Lihat bagaimana Psy dengan tampangnya yang bulat dan kocak ini, menari-nari dengan khas dan penuh gaya serta berkelas. Ditambah lagi, irama musiknya yang tergolong catchy dan juga deretan artis yang digaet oleh Psy untuk membantunya membuat MV tersebut (seperti Hyuna dari 4minute; Daesung dan Seungri dari Big Bang; MC Korea yang merangkap sebagai pembawa acara televisi, Yoo Jae-Suk dan juga No Hongchul).
Ironisnya, inti dari MV ini sendiri malah tidak tersampaikan, terutama bagi para konsumen lagu Gangnam Style di luar Korea. Pasalnya, tidak terlalu banyak yang mengenal tentang distrik Gangnam yang berulang kali disinggung oleh Psy di dalamnya. Kebanyakan orang hanya fokus pada gerakan joget kuda saja tanpa memedulikan isinya (mungkin karena tidak mengerti dan hanya suka musiknya). Sekarang saya punya dua pertanyaan penting untuk Psy dan juga untuk para pembaca. Untuk Psy (kalau ia membaca dan mengerti isi artikel ini), bagaimana kira-kira perasaannya melihat musik buatannya berhasil dengan sukses di tangga musik internasional, tapi sindiran yang ia masukkan ke dalamnya malah kurang tersampaikan? Kemudian untuk pembaca, apakah kalian berhasil melakukan Gangnam Style dengan sukses atau malah terjerembab jatuh karena salah gerak?
Ah ya, hanya sekedar informasi tambahan saja, ternyata Gangnam Style ini juga sudah merambah ke dunia game loh. Ada user yang dengan kreatif mengintegrasikan musik tersebut ke dalam paduan tembakan dalam Battlefield 3, ada yang menciptakan sebuah mod penjaga gerbang di Skyrim menari Gangnam sampai dengan Gangnam Style versi 8-bit (screenshot di atas). Ayo ayo. Ada yang punya ide lain selain itu?

http://www.klikgame.com/article/gangnam-style-musik-laris-tapi-terabaikan

10 perubahan trend teknologi 2012

Tahun 2011 menandai sejumlah "pergeseran". Event sekelas Consumer Electronics Show di Las Vegas Januari lalu telah  mengirim sinyal perubahan, yang kemudian diteruskan pameran sejenis di Eropa (Bonn) maupun Asia Tenggara (Singapura), akan menjadi tolok ukur trend teknologi untuk tahun 2012.
Sejumlah lembaga riset pasar juga menenggarai  bagaimana produk baru hadir sebagai kompetitor potensial, bahkan lanjut menggantikan pemimpin pasar sebelumnya.
Supaya ringkas dan sederhana, berikut kami pilihkan beberapa arus perubahan trend dalam sebuah ilustrasi terkenal kisah David sebagai sang penantang dan Goliath sebagai yang diunggulkan.

iPad vs Kindle Fire


Genap dua tahun iPad hadir di tengah konsumen dan masih menjadi Tablet paling populer. Statistik penjualan Apple menunjukkan angka 40 juta unit sejak pembukuan April 2010, sementara para pesaingnya harus bongkar pasang strategi pemasaran dengan tambahan berbagai fasilitas dan aplikasi.
Hingga Oktober tahun ini, Amazon dengan berani meluncurkan Kindle Fire, sebuah Tablet berkapasitas 8GB, dan difokuskan untuk menjelajahi literatur (e-books) di dunia maya. Harganya? Yeap, cuma $199!
Kindle Fire akan dikirim ke berbagai negara mulai 15 November 2011 dan diprediksi sanggup mengalahkan iPad dari segi angka penjualan dan popularitas, karena kalau berdasarkan spec nya jelas sangat jauh berbeda.

Tablet  vs Laptop


Ada yang menyebut sekarang adalah masa "post-PC", artinya kita tidak lagi berinteraksi terpaku di depan sebuah monitor dan CPU terpisah, melainkan menjinjing laptop. Tapi, ibarat seumur jagung, booming laptop agaknya mulai beralih dengan munculnya Tablet PC. Akankah laptop begitu saja terpinggirkan oleh kehadiran device yang lebih praktis dan multifungsi? Hasil riset International Data Group memproyeksikan penjualan laptop tahun 2012 masih akan stabil, bahkan mengalami kenaikan tipis sekitar 11%.

Keyboard vs Voice Controls


Hampir 150 tahun yang lalu, dunia modern mengenal mesin ketik. Di era komputerisasi, perannya praktis tergantikan oleh keyboard sebagai input device ke PC. Dan, katakanlah ada puluhan vendor menjadi pemain di segmen peripheral ini. Lantas bagaimana ketika Google dan Apple memperkenalkan sistem input berbasis perintah suara (voice-based)?
Kini para pengguna Android berkenalan dengan Voice Actions sementara pemilik iPhone 4S dengar-dengar semakin "mesra" dengan Siri.
Bukan hanya di platform device, Google juga coba bereksperimen untuk mengintegrasikan Voice Action pada aplikasi browser mereka: Google Chrome. Harus diakui, teknologi ini belum sepenuhnya sempurna (dan mungkin juga kita sebagai pengguna belum terbiasa. Walau bagaimanapun, teknologi perintah suara sudah semakin membumi.

Spotify vs  iTunes


Musik bagian dari hidup. Apple iTunes telah merevolusi industri musik di tahun 2003 dengan menyediakan lagu-lagu yang bisa didownload dengan harga relatif murah.
Oke, di internet kita memang bisa mencari dan mendownload lagu-lagu yang diinginkan (via mediashare etc). Di tengah hilir-mudiknya hits single terbaru, Spotify (dan sejumlah portal layanan music subscription) mulai "merongrong" kedudukan iTunes dengan memberi akses ke "gudang" atau perpustakaan lagu, yang tidak perlu dibeli atau dimiliki, karena pengguna cuma butuh koneksi untuk streaming. Jadi, konsepnya mungkin lebih memudahkan kedua pihak; antara pengguna yang ingin mendengarkan lagu tersebut dan penyedia layanan memberikan akses, sekaligus meraih user tentunya.
Spotify mengklaim saat ini telah diakses lebih dari 10 juta ID user aktif, dimana 2 juta ID di antaranya memilih opsi berlangganan. Dari layanan subscribe (berlangganan) inilah Spotify berharap terus mengalirkan pundi-pundi dollar. Musik untuk semua?? Yes!

BlackBerry vs iOS, Android, dan Windows Phone 7


Di awal 2010, RIM BlackBerry  menjadi smartphone paling populer di kawasan Amerika Utara (NA). Tapi belakangan ini, RIM seakan tak kuasa menghadapi besarnya "bayang-bayang" berbagai operating system lain di platform mobile : iOS (Apple), Android  dan yang teranyar Windows 7. RIM lantas berbenah dan langsung bermanuver dengan meng-uprgade operating system menjadi BBXOS.
Pada acara tahunan Blackberry di bulan Oktober lalu, para engineer RIM membocorkan kemungkinan penggunaan Android pada smartphone mereka. RIM yang berjaya sebagai perintis smartphone kini dalam posisi terjepit oleh 3 OS lainnya. Belum lagi jika di tahun 2014 nanti, Linux siap terjun meramaikan pasar smartphone. 

Flash vs HTML 5


Adobe Flash sebagai platform pemutar video di internet tampaknya tak lama lagi bakal tergantikan HTML 5. Dan siapakah yang dengan "jumawa" memulai revolusi ini? Yeap! Apple mensterilkan fitur flash dari setiap produk device iOS. Langkah serupa juga diikuti Microsoft, yang meniadakan Flash plug-ins pada browser seri terbaru mereka IE 10, yang disediakan untuk Windows 8.


HDD vs SSD

Solid-state drives (SSDs) semakin jadi pilihan kebutuhan penyimpanan data (storage) di mobile device, juga laptop. Ukurannya yang mini dengan kapasitas luar biasa, membuat seri Intel Ultrabook dan Apple MacBook Air terlihat ramping. Sistem booting SSD berjalan cepat karena tidak mempengaruhi komponen moving parts, yang diyakini membuatnya lebih tangguh dibanding HDD.

Flickr  vs Instagram


Berapa banyak di antara kalian yang sudah mengunggah (upload) foto melalui Flickr? Situs ini cukup ramah bagi para user dan jaringannya pun didukung sistem yang komprehensif hingga tak heran jumlah usernya sudah mencapai 51 juta akun ID. Di sisi lain, para pengguna iPhone baru saja "berbulan madu" dengan kamera ciamik pada iPhone4 yang dilengkapi fitur share melalui app Instagram.
Sebagai perbandingan, Instagram meraih 9 juta user dalam waktu sepuluh bulan (dan lebih dari 150 juta foto terupload), sementara Flickr selama 2 tahun baru membagikan 100 juta file foto. Bukan hanya itu, pengelola Flickr tambah harap-harap cemas karena situs indk mereka, Yahoo, juga hendak bersinergi untuk meluncurkan app berbasis Android untuk menyaingi Instagram.

Facebook vs Google+


Friendster sebagai pionir jejaring sosial bermetamorfosis menjadi portal game, sedangkan "sang penerus" Facebook justru menjadi platform bagi game-game browser. Di sinilah persimpangan itu. Tak ada hujan, tak ada badai, tiba-tiba Google berinisiatif menciptakan platform jejaring sosial bernama Google+. Lawan yang cukup tangguh bagi Facebook, mengingat kapasitas user yang sudah menggunakan berbagai aplikasi Google bisa sangat diperhitungkan.
Mampukah Google+ menggoyahkan kemapanan Facebook (?) yang menyentuh angka 800 juta user di seluruh dunia (dengan jumlah terbesar di negara-negara maju seperti AS, Inggris dan Eropa)?
Google jelas pantang mundur. Dan 40 juta akun user kini bisa saling berbagi dengan fitur-fitur khas dan semakin "personal" untuk menularkan "plus" satu sama lain. Hei, mengapa keduanya tidak bergabung saja menjadi Facebook (+) plus ??

Mobile Web vs Traditional Web


Lagi-lagi hasil riset IDC (Internet Data Centre) jadi acuan dengan memproyeksikan bahwa di tahun 2015 mendatang mayoritas warga AS akan mengakses internet via mobile device ketimbang PC.
Yup! Lupakan monitor, mouse,keybord dan CPU. Di masa depan, performa smartphone (dan tentunya juga Tablet) akan semakin ideal mengakselerasikan content website dari internet.
Pemakaian internet bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan kebutuhan yang menyatu dalam ritme aktivitas.Ketersediaan mobile device secara massal (dan harga yang relatif kian terjangkau) akan mengubah pola dan gaya hidup kita.

http://www.sby.dnet.net.id/dnews/nopember-2011/article-10-perubahan-trend-teknologi-2012-87.html